Coz 11 Years is Long Enough for Memories…

Hari ni entah kenapa serasa sedih sekali. Kemarin dapat kabar kalo kepindahanku sudah sampai proses penandatanganan SK. Aku diharapkan segera menyelesaikan tugas-tugasku, menghitung pencapaian kinerjaku, dan segala tetek bengek lainnya agar nantinya keberangkatanku ke tempat baru tidak lagi merepotkan yang ditinggalkan. Pagi ini aku lembur, tidak berencana sebenarnya, tapi aku pikir beban sampelku masih banyak yang belum selesai, kebetulan juga ada Iwul yang lembur jadilah aku memutuskan untuk lembur juga. Dan…di tengah-tengah waktuku bekerja dengan si Elsi alias LC10AD, aku ngerasa aku ga tau berapa lama lagi waktuku bekerja dengan alat ini. Alat yang udah jadul, sampe-sampe teknisinya aja berasa amazed karena ni alat masih ada plus berfungsi dengan baik, dan ga ada temen lain yang mau pakai ni alat kecuali kepepet. Elsi adalah andalanku, Elsi adalah partnerku. She never disappoints me.

Ahhh…rasanya campur aduk. Aku lega karena perjuanganku selama 11 tahun disini akan segera berakhir dan akan segera memulai perjuangan berikutnya di tempat baru. Aku juga takut karena aku juga tak tau apa yang akan terjadi nanti setelah aku di tempat baru, apakah aku akan bisa segera menyesuaikan diri? Apakah aku akan bertemu dan bekerja bersama orang-orang yang menyenangkan atau tidak? Lebih tepatnya aku khawatir akan suasana dan ritme kerjaku yang baru nantinya. Aku juga sedih, sudah pasti sangat sedih, karena 11 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menciptakan kenangan. Dan aku adalah orang yang sangat menghargai kenangan. I treasure memories so much, whether it’s good or not. Bisakah nanti aku tanpa orang-orang yang 11 tahun ini sudah selayaknya saudara dan keluarga bagiku? Apa yang akan terjadi jika nanti aku sudah tak disini? Akankah mereka kehilanganku? Adakah yang merasa sepi bila tak ada aku? Atau justru lega dan bahagia aku tak lagi di sekitar mereka?

Gosh…I have no right to complain. Ini semua sudah menjadi jalanku, sudah menjadi pilihanku. Hidup harus terus berjalan, entah senang entah sedih, pertemuan dan perpisahan, semua itu diciptakan berpasangan. Yup, karena saat kita berucap “Hai, Hallo” seharusnya kita sudah tau, akan ada saatnya mengucap “Selamat jalan, Selamat tinggal”.

So, dear Lilimut, cheer up girl and keep fighting ^_^

Komentar